Kamis, 23 Mei 2019

Untuk Ayah

kapan kita sadar kalau ia berharga ?
saat dia pergi
tanpa pamit
tak kan pernah kembali.

kemarin, ia hanya angin lalu
kini, ia selalu ku peluk dalam doa

Cerita dia.

kamu yang hadir disaat mereka sama - sama butuh kaca untuk saling didengar.

kamu yang tadinya berupaya untuk sangat baik (mungkin) namun dibuat canggung oleh ulahnya.

kamu yang dapat membuat senyum tulusnya kembali tersungging tanpa perlu berfikir tentang air mata yang sudah lama tertanam.

kamu, kenapa memutuskan untuk pergi begitu cepat.

kamu, maaf jika membawa mu terlibat dalam ketidaksengajaan ini yang semestinya kamu dan dia hanya berbagi tanpa dia perlu memberi rasa pada setiap cerita.