Senin, 23 Juli 2012

Egoistis apatis

Melakukannya
Lalu menyesalinya

Melakukannya
Lalu menangisinya

Melakukannya
Lalu kamu akan terus melakukannya

Apa kamu keledai?
Apa kamu tidak pandai melihat kesalahan?
Atau?
Atau kamu memang bodoh?

Kamu tidak bodoh
Kamu hanya mencari kesenangan!
Benar?

Kamu bilang kamu hanya mencari kesenangan
Kamu bilang kamu hanya mengisi apa yang masih belum terisi

Kamu bilang..
Ya.. kamu akan tetap membela dirimu sendiri..
Tetap kamu yang paling benar
Semua salah dengan ucapan mereka

Hidup?
Punya kamu..
Bukan punya mereka

Mereka punya hidupnya sendiri
Mereka ?
Yaaa biarkan dengan dunianya

Kamu?
Tidak pernah ada niat untuk jalan lurus tanpa menatap hari lalu.

Kamu?
Tidak pernah ada niat menuju tempat yang paling terang menurut mereka

Kamu?
Egois dan selalu apatis dengan dirimu sendiri

Kamu?
Mengapa tidak membuat lingkaranmu sendiri?

Kamu?
Yah terserah kamu..
Jika ingin, silahkan
Jika mau, jalankan
Toh kamu akan menentukan arahmu sendiri.
Kata hatimu? Selalu sukses kau abaikan!

Semoga bukan kalimat penyesalan yang selalu kamu agungkan
Semoga bukan kalimat tangisan yang selalu saya dengar untuk kelak.

Hanya berlalu dan saya ucapkan hati hati.

Selamat berjalan menuju dewasa

Dewasa untuk apa?
Hati dan pemikiran?
Hidup dan sikap?
Tingkah dan laku?

Silahkan, kamu punya jawabanmu sendiri.

Jumat, 20 Juli 2012

Maaf

Hanya sebuah kata
Bermakna? Mungkin!

Maaf?
Masih patut untuk dikatakan?
Atau?
Yah, silahkan Dicoba

Apa kalian pernah berfikir, ingin berkata maaf, tapi untuk apa?
Apa kata maaf sekarang terlalu murah?
Atau
Tidak dalam konsteksnya lagi?

Yaaah pikirkan saja apa yang kalian pikirkan


Minggu, 15 Juli 2012

Ruang

Butuh ruang
Dapat bersandar
Menghela nafas
Menghirup udara
Meluangkan pikiran
Mengosongkan mata
Meregangkan kaki

Tidak membuat kaku
Tidak membuat suram
Tidak membuat penat
Tidak membuat gusar

Walau hanya seperti
Walau tidak sebenarnya
Walau sekedar replika

Membuat kosong
Seperti tidak terisi
Layaknya lapangan luas tanpa subjek

Bisa berlari
Bisa terbaring
Tidak kaku

Bebas melihat sudut penat
Bebas melihat orang lain berteriak
Bebas melihat di sisi jalan sedang bercengkrama
Bebas
Bebas untuk pikiran yang terlalu sempit
Bebas untuk pikiran yang terlalu cepat jalan kedepan
Bebas untuk pikiran yang terlalu luas dalam tempat yang seadanya

Kamu berhak menutup mata
Kamu berhak hanya bernafas tanpa melihat
Kamu berhak berjoget tanpa menapak
Kamu berhak terbang tanpa sayap yang memberatkan

Ahhh terserah kamu
Kamu berhak atas dirimu dan duniamu


Duniamu?
Bukan duniamu, tapi dunia mereka
Dunia dia
Dunia kita
Dunia kami

Kamu?
Hanya punya sedikit tempat
Yak sebuah ruang kecil tanpa nafas segar
Sebuah sudut kaku tanpa bisa orang lain memasukinya

Ruang tanpa titik
Ruang tanpa koma
Ruang yang hanya berisi tanda tanya
Sangat penuh
Sampai sesak

Dimana ruang jawab?
Di otakmu ?
Hatimu?
Intuisimu, lebih tepat

Senin, 09 Juli 2012

Saya terlalu dini

Seperti dua sisi mata uang
Saling tolak menolak
Namun butuh

Hanya ingin berkata 'aku lelah'
Namun terlalu dini

Ketika dia berani berucap 'saya pergi'
dan aku masih tertegun berdiam diri

Hati bergemuruh
Pikiran meraung
Namun tubuh? Masih dalam posisinya.

Disana dengan lantang berkata 'harus iklas'
Disini dengan tegas berkata 'bersyukur lah'

Kamu? Akan terpaku lunglai pada posisimu.
Saya? Selalu dengan senyum yang harusnya saya bilang iklas dari hati.

Di ujung jalan sana, gelap masih bersemayam.
Di ujung ego sini, lampu terang harus tetap menyala.
Dalam nyata. Saya harus tetap berjalan, walau dengan rabaan.

Pelan
Pelan
Semoga pasti

Pelan dan pelan
Semoga bisa

Pelan atau pelan
Semoga tidak ada kata 'saya menyerah'

Bukan bantuan
Bukan sejuta rasa kasih
Bukan juga uluran tangan
Tidak juga kata semangat

Hanya bisa bilang, semoga berhasil